Kamis, 31 Januari 2013

Kemendikbud Garap Pendidikan Menengah Universal


BAB   I
PENDAHULUAN
By :
Idarianty
Mahasiswi S3 Kelas Jambi
Universitas Pakuan Bogor
Jln. Pakuan PO BOX 452 Bogor
E-mail: Idariantysubhi@ymail.com


A.  Latar Belakang Masalah
            Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengungkap, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memiliki sejumlah program unggulan pada tahun depan. Salah satu program unggulan tersebut adalah Pendidikan Menengah Universal (PMU).“Program yang diandalkan pada 2013 adalah PMU, kemudian integrasi Ujian Nasional (UN) dan perguruan tinggi, pembentukan academy community, dan pelaksanaan World Culture Forum,” ujar M Nuh.[1]
Pertama, Sasaran PMU kata M Nuh, ingin mempercepat capaian Angka Partisipasi Kasar (APK). “Kalau tanpa PMU, APK 97 persen tercapai pada 2040. Tapi dengan adanya PMU bisa tercapai pada 2020,” ungkapnya.
Kedua, sasaran kedua PMU adalah mengurangi disparitas APK antarkabupaten/kota. Ada 253 kabupaten/kota yang APKnya di bawah rata-rata dan 71 kabupaten/kota yang APKnya di bawah 50 persen. “Kami ingin meningkatkan APK nasional bukan dengan meningkatkan kota/kapubaten yang nilainya sudah tinggi tapi dengan mengurangi gap dengan meningkatkan kabupaten/kota yang APKnya masih berada di bawah 50 persen.
Ketiga, PMU bertujuan memperbaiki komposisi SMA dan SMK atau dengan kata lain memperkuat pendidikan vokasi. “Dari komposisi 49:51 antara SMK dan SMA menjadi 55:45 dengan cara memberikan BOS serta mempermudah akses bangunan sekolah,” Terkait program integrasi UN, M Nuh mengungkapkan, pada 2013 ditargetkan UN bisa jadi paspor untuk masuk perguruan tinggi. “Makanya, UN harus bisa lebih kredibel. Peluang untuk contekan harus ditutup. Contoh dengan membuat variasi 20 bentuk soal. Jadi dalam satu kelas soalnya tidak ada yang sama,” tukasnya.[2]
Saat ini, tambahnya, diskusi boleh atau tidak UN sudah lewat masanya. Sekarang bagaimana meningkatkan kredibilitas dan substansi soal-soal UN untuk masuk perguruan tinggi. “Orang akan belajar semakin kuat demikian pula cara orang untuk semakin curang makin tinggi,” tandasnya.[3]
Dengan adanya integrasi UN dengan perguruan tinggi, masyarakat dapat menghemat biaya hingga sekira Rp120 miliar. “Satu anak untuk daftar ke perguruan tinggi mengeluarkan biaya Rp100-200 ribu untuk pendaftaran. Dengan menggunakan hasil UN saja akan mengirit biaya hingga Rp120 miliar. Anak pun semakin percaya diri untuk belajar ketika UN karena hasilnya akan dipakai untuk ke perguruan tinggi.” Sementara itu, program akademi komunitas (academy community), kata M Nuh, merupakan konsekuensi dari UU Dikti No.12 tahun 2012. “Akan dibangun bertahap akademi komunitas yang bisa dipakai untuk APK di perguruan tinggi dalam peningkatan tenaga kerja. Yang lulusan SMK/SMA bisa ditingkatkan menjadi D-1 dan D-2, serta mendukung MP3EI,” [4]katanya menjelaskan.
Untuk pelaksanaan World Culture Forum, menurut M Nuh, sebagai upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat kebudayaan dunia. Hal ini, lanjutnya, karena Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang kaya. “Kita satu-satunya yang punya keanekaragaman budaya yang kuat. Jadi bukan hanya teori tapi jadi bagian kehidupan kita.
Kegiatan ini serupa dengan DAVOS yang merupakan forum ekonomi dunia dan berpusat di Swiss serta forum lingkungan global yang berpusat di Brazil. Telah dibicarakan di UNESCO. Formatnya akan diadakan pertemuan yang berkala dan berkelanjutan paparnya”.[5]

B. Perumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan studi memahami  tentang,  (1) Mengapa program Pendidikan Menengah Universal disiapkan; (2) Apa sebenarnya yang dinamakan dengan Program Pendidikan Menengah Universal itu?

C. Tujuan dan Manfaat
            Tujuan studi dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang Kurikulum baru Pendidikan Menengah Universal sebagai salah satu bahan pertimbangan oleh pengambil kebijakan dalam rangka melakukan evaluasi secara mendalam terhadap penerapan. PMU yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan kedepan.

BAB  II
P E M B A H A S A N

  1. Pemikiran Program Pendidikan Menengah Universal
Salah satu program pemerintah orde lama yang masih dipertahankan sampai saat ini adalah program Keluarga Berencana (KB). Keberhasilan program KB berupa turunnya pertumbuhan penduduk menjadi sangat berarti bagi bangsa Indonesia. Akibatnya jelas, dari keberhasilan program tersebut maka terjadi perubahan struktur umur penduduk, yaitu adanya peningkatan jumlah penduduk yang berada dalam usia produktif. Sementara di sisi lain jumlah penduduk yang ada dalam usia non-produktif mengalami penurunan.
Kondisi seperti di atas sering di kenal dengan bonus demografi. Bonus demografi ini sesungguhnya suatu kesempatan yang sangat langka. Mencermati kondisi tersebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)  menempatkan Pendidikan Menengah Universal (PMU) 12 tahun sebagai agenda yang harus dilaksanakan mulai tahun 2013.[6] Mendikbud menjelaskan :
 “Pendidikan Menengah Universal 12 Tahun ditempuh untuk menjaring usia produktif di Indonesia. Menteri Nuh menyampaikan terdapat bonus demografi untuk Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan 2035. Artinya, sepanjang rentang tahun ini terdapat kumpulan peserta didik usia yang potensial dan produktif “.[7] 
Pada periode bonus demografi ini pemerintah akan melakukan investasi besar-besaran dalam bidang pengembangan sumber  daya manusia (SDM) sebagai upaya menyiapkan generasi 2045, yaitu 100 tahun Indonesia merdeka. Oleh karena itu, kita harus menyiapkan akses seluas-luasnya kepada seluruh anak bangsa untuk memasuki dunia pendidikan; mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai ke perguruan tinggi.

B.  Apakah Pendidikan Menengah Universal itu ?
Seperti yang tercantum pada Pasal 11 ayat (1) UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Oleh karenanya setiap warga Negara Indonesia mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.
Dalam Pasal 17 Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 disebutkan pula bahwa ayat (1) pendidikan  dasar  merupakan  jenjang  pendidikan  yang  melandasi  jenjang pendidikan menengah. Ayat (2) tertulis bahwa pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
Saat negara kita diberikan anugrah bonus demografi maka salah satu upaya pemerintah untuk mencermatinya adalah munculnya kebijakan Program Pendidikan Menengah Universal. Lalu Apakah  Pendidikan Menengah Universal itu  ?
Program pendidikan menengah universal tidak jauh beda dengan program pemerintah wajib belajar 12 tahun. Setelah sekian lama program wajib belajar 9 tahun berjalan, akhirnya akan diimplementasikan program wajib belajar 12 tahun. Dalam bahasa yang singkat pemerintah telah membuat kebijakan yaitu mewajibkan pendidikan bagi peserta didik minimal sampai pada tingkatan sekolah menengah, baik itu SMA/MA ataupun SMK.
Dalam Pasal 18 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan bahwa (1) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar; (2) Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. (3) Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. 
Pendidikan menengah (sebelumnya dikenal dengan sebutan sekolah lanjutan tingkat atas atau SLTA) adalah jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah umum diselenggarakan oleh sekolah menengah atas (SMA) (sempat dikenal dengan "sekolah menengah umum" atau SMU) atau Madrasah Aliyah (MA). Sedangkan pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan oleh sekolah menengah kejuruan (SMK) atau madrasah aliyah kejuruan (MAK).
Pendidikan menengah kejuruan dikelompokkan dalam bidang kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni, dunia industri/dunia usaha.

Rapendik Chat

Aku Mengerti

Pendidikan Jarak Jauh

Siaran Radio Pendidikan

 chating
 arti
 pjj
 srp
*.[8]
Gagasan program Pendidikan Menengah Universal tersebut dilandasi kesadaran pemerintah untuk jumlah lulusan SMA/MA atau SMK dan yang sederajat  di segenap penjuru di tanah air.
Dengan program pendidikan menengah universal, diharapkan lulusan SMA/MA atau SMK semakin meningkat sehingga secara usia dan kompetensi mampu bersaing di dunia kerja. selain sekolah universal mungkin juga perlu ada guru universal, dimana guru kembali pada slogan lama yakni guru di gugu dan di tiru, saat ini sepertinya slogan itu telah jauh di tinggalkan
C. Pendidikan Menengah Universal maksimalkan SDM RI.
Pendidikan menengah universal yang menjadi program baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mungkin masih terasa asing di telinga masyarakat. Lantas, apa alasan Kemendikbud menggagas program pendidikan ini?
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh menyebutkan, gagasan program pendidikan menengah universal dilandasi kesadaran pemerintah dalam hal ini Kemendikbud untuk meningkatkan jumlah lulusan SMA di Tanah Air.
Hal ini, lanjutnya, terkait menjelang peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia. "Kami ingin memberikan makna pada 100 tahun kemerdekaan RI. Dan 2045 itu tidak sebentar. Maka, karena tahun ini sudah digagas, Insya Allah sudah terealisasi," kata M Nuh. [9]
Dia mengungkapkan, terdapat dua alasan mengapa pendidikan menengah universal ini dapat dilaksanakan di Indonesia. Keduanya terkait jumlah sumber daya manusia di Nusantara.[10]
Alasan pertama, kata M Nuh, Indonesia memiliki usia produktif yang tinggi pada rentang waktu 2010-2045. "Keadaan ini disebut bonus demography”. Maka, mumpung masih muda dengan populasi yang sangat banyak pula, mereka harus diarahkan untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Karena jika tidak, akan sangat terlambat. Sebab ketika usia semakin tua, semangat untuk mengenyam pendidikan semakin berkurang, tuturnya.
Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITs) Surabaya ini mengatakan, alasan kedua, untuk melaksanakan program tersebut adalah menghindari terjadinya bonus disaster. "Kuantitas usia produktif di Indonesia, jika tidak diarahkan untuk menempuh pendidikan, maka setelah 2040, Indonesia akan memasuki fase aging society yaitu ketika usia tua sangat banyak dibandingkan dengan penduduk usia produktif," katanya menjelaskan.
Menurutnya, dengan pendidikan menengah universal, 97 persen anak-anak usia 16-18 tahun merupakan lulusan sekolah menengah pada 2020 mendatang. "Sehingga 20 tahun kemudian, para lulusan SMA tersebut sudah bisa menjadi sarjana atau dokter," ujar M Nuh.[11] Salah satu kebijakan pemerintah berupa Persiapan Pendidikan Menengah Universal yang direncanakan berlaku mulai 2013.

D. Strategi Implementasi PMU
Guna mempersiapkan implementasi dan strategi Pendidikan Menengah Universal (PMU), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), mengumpulkan praktisi dan pemangku kepentingan pendidikan dalam sebuah lokakarya nasional. Lokakarya yang mengambil tema "Modalitas dan Strategi Implementasi Pendidikan Menengah Universal" ini diadakan untuk menggali dan menghimpun seluruh sumber daya yang ada maupun analisis kebutuhan untuk implementasi PMU.
"PMU memiliki daya ungkit yang besar dan memiliki fungsi hubung yang relevansinya erat dengan indeks pembangunan manusia yang lebih baik. Tidak berlebihan jika PMU dijadikan perhatian dan hajat kita bersama.”[12]  
PMU merupakan program yang ditujukan untuk perluasan akses masyarakat terhadap pendidikan menengah dan akselerasi APK pendidikan menengah. Untuk melebarkan akses tersebut, PMU memerlukan strategi dan modalitas yang memadai.[13] Kata Khairil, akan dicari bagaimana memahami modalitas sumber daya dan lainnya, sehingga bisa disusun strategi.
Selain melebarkan akses masyarakat ke pendidikan menengah, PMU juga merupakan program antisipasi untuk menyambut bonus demografi Indonesia yang terjadi dari tahun 2010-2030 mendatang. Melalui PMU, kualitas tenaga kerja di Indonesia akan bergeser positif. Minimal tenaga kerja yang sekarang masih banyak yang lulusan SD, akan bergeser menjadi lulusan sekolah menengah atas.
Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Hamid Muhammad, dalam paparannya mengatakan, PMU memiliki manfaat lain yang signifikan. Program wajib belajar (wajar) sembilan tahun yang telah berhasil dilakukan memiliki konsekuensi logis menimbulkan pengangguran atau tenaga kerja muda baru jika tidak dilanjutkan ke jenjang berikutnya.[14] Karena adanya wajib belajar memiliki korelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi, kesehatan, pendapatan, dan daya saing bangsa. 
"PMU akan mendukung pencapaian target Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan menjawab tantangan persaingan global yang membutuhkan sumber daya manusia berpendidikan. Karena pendidikan menengah memiliki kontribusi positif terhadap kehidupan bersosial dan berpolitik," katanya.
Lokakarya ini juga akan mengelaborasi strategi-strategi implementasi PMU. Strategi tersebut mengacu pada pencapaian target APK pendidikan menengah sebesar 97 persen pada 2020 mendatang.[15]
Lulusan SMA dan sederajat diharapkan menjadi tenaga kerja siap pakai.
**.[16]

E. Pendidikan Menengah Universal Tahun 2013

Untuk mencapai sasaran tersebut maka ada beberapa program yang dilaksankan yaitu:
1. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) utnuk Sekolah Menengah akan ditingkatkan menjadi kisaran Rp. 1.000.000,- tiap anak tiap tahunnya.
2. Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang akan diberikan kepada siswa miskin yang jumlahnya antara 25% sampai dengan 30% dari jumlah siswa. Sehingga kesempatan untuk sekolah bagi siswa miskin akan semakin besar.
3. Pemberian dukungan bantuan kepada satuan pendidikan dengan bantuan Ruang Kelas Baru (RKB) yang pada tahun 2013 direncanakan mencapai 16.000 RKB, selain itu juga akan diberikan bantuan untuk Unit Sekolah Baru (USB). Hal tersebut untuk meningkatkan daya tampung siswa sekolah menengah.
4. Pemberian tunjangan kepada tenaga pendidik serta kependidikan serta penambahan tenaga pendidik baru dengan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten kota masing-masing.
Untuk menunjang pelaksanaan PMU dibutuhkan data pendidikan yang akurat sehingga bantuan dapat diberikan secara adil kepada mereka-mereka yang membutuhkan. Kedepan bantuan tidak didasarkan pada proposal yang masuk, namun berdasarkan data yang di berikan masing-masing sekolah kepada pusat melalui pendataan online (PAS).

F. Kemdikbud Gelar Uji Publik Pengembangan Kurikulum 2013
***.[17]
Guna melakukan penyempurnaan kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar uji publik.[18] Hadir dalam acara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Mohammad Nuh, DEA., pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemdikbud, Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat, pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian Agama, praktisi dan pengamat pendidikan, dan guru.
Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Prof. Khairil Anwar Notodiputro, MS., uji publik dimaksudkan, “Untuk mengkomunikasikan prosedur dan hasil pengembangan kurikulum 2013 yang telah dihasilkan dari proses yang panjang dan melibatkan berbagai unsur, baik tim internal kementerian, tim inti, tim nara sumber, serta para cerdik cendekia yang peduli terhadap pendidikan di negara kita.”
Tim nara sumber, berasal dari berbagai kalangan. Diantaranya adalah Prof. Yuwono Sudarsono, Dr. Bambang Widianto, M.A., Ratna Megawangi, Ph.D., Prof. Anis Baswedan, Prof. Yohanes Surya, Gunawan Mohamad, Dr. Taufik Abdullah, Prof. Muchlis, dan Dr. Suparno Satira.[19] 
Melalui uji publik diharapkan diperoleh masukan dari berbagai pemangku kepentingan di dunia pendidikan dan mendapatkan dokumen kurikulum 2013 berdasarkan masukan tersebut.   
“Tidak kalah pentingnya, melalui uji publik ini, diharapkan bisa mengetahui peta dukungan publik terhadap pengembangan kurikulum 2013” .
Selain di Jakarta, uji publik juga akan digelar di seluruh Indonesia. Kemdikbud juga menyediakan laman daring yang memudahkan masyarakat memberi masukan ihwal kurikulum 2013, yaitu
Kamis malam, 29 November 2012, Mohammad Nuh memaparkan konsep dan kebijakan pengembangan kurikulum 2013, sekaligus membuka acara. Kemudian pada Jumat, 30 November 2012, acara dilanjutkan dengan uji publik dalam bentuk diskusi fokus dan kelompok yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Hari terakhir, 1 Desember 2012, diagendakan perumusan hasil uji publik.

BAB  III
P E N U T U P

A.  KESIMPULAN
Pendidikan Menengah Universal akan mendukung pencapaian target Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan menjawab tantangan persaingan global yang membutuhkan sumber daya manusia berpendidikan. Karena pendidikan menengah memiliki kontribusi positif terhadap kehidupan bersosial dan berpolitik.
Dengan program pendidikan menengah universal, diharapkan lulusan SMA/MA atau SMK semakin meningkat sehingga secara usia dan kompetensi mampu bersaing di dunia kerja. selain sekolah universal mungkin juga perlu ada guru universal, dimana guru kembali pada slogan lama yakni guru di gugu dan di tiru, saat ini sepertinya slogan itu telah jauh di tinggalkan

B. SARAN
Melalui uji publik diharapkan diperoleh masukan dari berbagai pemangku kepentingan di dunia pendidikan dan mendapatkan dokumen kurikulum 2013 berdasarkan masukan tersebut.   
Tidak kalah pentingnya, melalui uji publik ini, diharapkan bisa mengetahui peta dukungan publik terhadap pengembangan kurikulum 2013 . Selain di Jakarta, uji publik juga akan digelar di seluruh Indonesia. Kemdikbud juga menyediakan laman daring yang memudahkan masyarakat memberi masukan ihwal kurikulum 2013, uji publik dalam bentuk diskusi fokus dan kelompok yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.


[1] Jakarta,  ketika ditemui Okezone di ruang kerjanya di Kemendikbud, Rabu (15/8/2012).
[2] M.Nuh. (2012). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
[3] Ibid. (2012).
[4] Ibid
[5] Ibid 
[6] Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Kementerian Koordinator Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat, Selasa (6/3),
[7] http://www.kemdiknas.go.id/laman/berita/279) 
[9] Kemendikbud di Senayan Jakarta Selatan: Selasa (6/3/2012).
[10] Mohammad Nuh, "Bangkitnya Generasi Emas Indonesia” sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada peringatan Hari Pendidikan 2 Mei 2012.
[11] Sumber: kampus.okezone.com. tanggal 12 Desember 2012.
4Khairil Anwar Notodiputro, Kemdikbud Kepala Balitbang saat membuka lokakarya nasional di Jakarta: Selasa (6/11).
5 Jakarta, Dalam acara lokakarya yang berlangsung dari tanggal 6-8 November 2012. 
[14] Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Pendidikan dalam paparannya, dalam acara lokakarya. Jakarta: Selasa (6/11).
[15] (Sumber : www.kemendikbud.go.id) tanggal 12 Januari 2013. 
[16] Muhamad Solihin. Lulusan SMA dan sederajat diharapkan menjadi tenaga kerja siap pakai.             ( Sumber: VIVA News.) 
[17] Prof. Khairil Anwar Notodiputro, MS
[18] Dikdas, Uji publik digelar di Hotel Mega Anggrek, Jakarta Barat:  pada 29 November-1 Desember 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar